Senin, 23 Desember 2013

Perbedaanya Busi Dingin Dengan Busi Panas

Perbedaan antara keduanya terletak pada panjang ujung insulator.
Busi dingin mempunyai ujung insulator yang lebih panjang. Pemakaiannya harus disesuaikan dengan kondisi dapur pacu dan tingkat kompresi. Untuk mesin standar dianjurkan untuk memakai busi panas, sedangkan busi
dingin umumnya digunakan pada dapur pacu berkompresi tinggi atau di udara dingin. Di pasaran, busi panas biasanya memakai kode P 1 - 8, busi dingin berkode P 9 - 14.

Sebenarnya pemakaian busi bergantung pada mutu bensin, udara, dan kebiasaan mengemudi. Jika kualitas bahan bakar jelek, udara banyak mengandung air dan mesin sering berada pada rpm tinggi saat kecepatan rendah, umur pakai busi akan pendek. 

Bagaimana efeknya jika busi dingin disandingkan BBM oktan rendah
(Premium) dan busi panas dengan BBM oktan tinggi (Pertamax Plus). Atau, busi panas dengan oktan
rendah dan busi dingin dengan oktan tinggi. Apakah semua itu bisa memberikan efek tertentu pada mesin? Sebetulnya pemilihan bahan bakar lebih disesuaikan dengan kapasitas kompresi mesin, bukan busi. Lalau kompresi tinggi tapi bahan bakar kurang mendukung, mesin pasti ngelitik. Sedang jika BBM oktan tinggi namun kompresi rendah, ya nggak terlalu bermanfaat. Paling hanya sisa pembakaran lebih bersih. Namun perlu di perhatikan juga, bawha Pertamax dan busi dingin mempunyai karakter yang bertolak belakang. Pertamax sifatnya tahan kompresi dan susah dibakar, sedangkan busi dingin susah membakar bensin di cuaca dingin. Sehingga banyak kejadian busi missfire (sering mati) bila mesin masih dingin (pagi hari).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar